TUGAS BIOLOGI

BIODISEASE


1.Tularemia

Tularemia Merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri dengan manifestasi klinis yang sangat bervariasi tergantung kepada tempat masuknya bakteri dan virulensi dari bakteri yang menginfeksi. Penyakit ini menyerang berbagai jenis hewan termasuk domba.

Penyebab penyakit
Tularemia disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis atau Pasteurella tularensis, sejenis kokobasilus yang non motil, berbentuk kecil, gram negatif. Semua isolat secara serologis homogen dibedakan satu sama lain secara epidemiologis dan biokemis yaitu menjadi Jellison Type A (F. tularensis biovarian tularensis) dengan LD50 pada kelinci lebih kecil dari 10 bakteria atau Jellison type B (F. tularensis biovarian palaearctica) dengan LD50 pada kelinci lebih besar dari 107 bakteria.
Didalam tinja yang kering bakteri ini dapat hidup selama 25-30hari.

Distribusi Penyakit
Tularemia tersebar hampir di semua bagian Amerika Utara dan di sebagian besar benua Eropa, di bekas Uni Soviet, Cina dan Jepang. Di AS penyakit ini ditemukan sepanjang tahun; insidensi penyakit ini ditemukan lebih tinggi pada orang dewasa dimusim dingin pada saat musim perburuan kelinci dan pada anak-anak dimusim panas pada saat densitas vektor berupa kutu dan lalat pada menjangan/kijang meningkat. Francisella tularensis biovarian tularensis terbatas ditemukan hanya dibagian utara benua Amerika dan sering ditemukan pada kelinci (jenis Cottontail, Jack dan Snowshoe), dan biasanya penularan terjadi karena gigitan kutu binatang tersebut. Sedangkan Francisella tularensis biovarian palaearctica sering ditemukan pada mamalia selain kelinci di bagian utara benua Amerika; berbagai strain ditemukan di Elerasia pada binatang jenis voles, muskrat dan tikus air. Sedangkan di Jepang ditemukan pada kelinci.

Reservoir
Berbagai jenis binatang liar seperti kelinci, hares, voles, muskrats, beavers dan beberapa jenis binatang domestik dapat berperan sebagai reservoir; begitu juga berbagai jenis kutu dapatberperan sebagai reservoir penyakit Tularemia.

Cara penularan
Gigitan artropoda seperti kutu Dermacentor andersoni, kutu anjing D. variabilis, Anblyomma americanum (the lonestar stick); dan walaupun jarang terjadi, lalat Chrysops discalis pada kijang/menjangan dapat juga menularkan penyakit ini. Di Swedia nyamuk Aedes cinerius diketahui dapat menularkan penyakit ini melalui inokulasi kulit, melalui mukosa konjungtiva dan mukosa orofaring yang terpajan dengan air yang terkontaminasi. Penularan dapat juga terjadi karena terpajan dengan darah atau jaringan binatang yang terinfeksi (pada waktu menguliti binatang, memotong daging atau pada waktu melakukan nekropsi)
Mengkonsumsi daging atau jaringan binatang yang terinfeksi yang tidak dimasak dengan sempurna.
Minum air yang terkontaminasi
Inhalasi debu yang terkontaminasi atau inhalasi partikel dari tumpukan rumput/jerami kering dan padi-padian yang terkontaminasi.
Jarang sekali penularan terjadi melalui gigitan coyote (sejenis rubah), tupai, musang, babi hutan, kucing atau anjing yang mulutnya tercemar karena diduga memakan binatang yang terinfeksi. Penularan juga jarang terjadi karena bulu dan cacar binatang.

Masa Inkubasi
Masa inkubasi sangat bergantung pada virulensi daripada mikroorganisme dan tergantung pada ukuran inokulum. Biasanya berkisar antara 1 – 14 hari, rata-rata 3 – 5 hari.

Masa Penularan
Tidak ditularkan langsung dari orang ke orang. Pada penderita yang tidak diobati mirkoorganisme penyebab penyakit ditemukan didalam darah selama 2 minggu pertama infeksi, dan ditemukan didalam lesi selama satu bulan bahkan terkadang lebih lama. Lalat mengandung bakteri selama 14 hari dan kutu selama hidup mereka (sekitar 2 tahun). Daging kelinci yang dibekukan pada suhu –150C (50F) tetap infektif selama 3 tahun.

Gejala klinis
Hewan.
Penyakit Tularemia lebih rentan pada domba-domba muda dibanding pada domba dewasa. Kejadian ini dapat terlihat ketika domba muda berada pada kumpulan domba dewasa, maka domba muda sering tertinggal sewaktu digiring, gerakan kakinya terlihat kaku cenderung untuk rebah dan kehilangan berat badan. Kepala sering terangkat ketika berjalan, suhu rectum meningkat ada pembengkakan pada limfe dan anoreksia.
Pada anjing apabila penyakit Tularemia telah menginfeksi paru-paru akan terjadi edema dan radang pleura pada paru-paru
Manusia.
Penyakit Tularemia pada manusia diawali dengan demam tinggi, nyeri kepala dan mual mual yang sering muncul secara tiba-tiba.
Kulit sering ditemukan papula yang kemudian berubah menjadi ulkus(tukak)
Kelenjar limfe membengkak dengan konsistensi lunak
Terjadi enteritis apabila penularan terjadi lewat per os

Diagosis
Uji serologik untuk mendeteksi antibody
Isolasi bakteri penyebab tularemia dilakukan pada laboratorium yang mempunyai fasilitas keamanan tinggi karena penyakit tularemia ini dapat menular pada petugas laboratorium

Pencegahan
1). Berikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menghindari diri terhadap gigitan kutu, lalat dan nyamuk. Hindari minum air, mandi atau bekerja diperairan yang tidak ditangani dengan baik dimana didaerah tersebut angka infeksi pada binatang liar sangat tinggi.
2).Pakailah sarung tangan pada saat menguliti binatang terutama kelinci. Masaklah daging kelinci liar atau binatang rodensia sebelum dikonsumsi.
3).Berlakukan larangan pengapalan antar pulau terhadap hewan atau daging hewan yang terinfeksi.
4).Vaksinasi intradermal dengan skarifikasi menggunakan vaksin jenis “Live attenuated” digunakan secara luas dibekas Uni Soviet dan secara terbatas digunakan dikalangan pekerja dengan risiko penularan di AS.
5). Pakailah masker, pelindung mata, sarung tangan dan jas laboratorium (Personal Protection Equipment) dan pergunakan kabinet dengan tekanan negatif pada saat bekerja dengan kultur F. tularensis.

Penanganan penderita
1). Laporan kepada instansi kesehatan setempat: Didaerah endemis tertentu di AS dan di sebagian besar negara di dunia penyakit ini tidak wajib dilaporkan, kelas 3B (lihat tentang pelaporan penyakit menular)
2). Isolasi: Hati-hati dengan sekret dan discharge dari lesi terbuka, lakukan kewaspadaan universal
3). Disinfeksi serentak: Lakukan disinfeksi terhadap discharge yang keluar dari ulkus, kelenjar limfe atau konjungtiva.
4). Investigasi kontak dan sumber infeksi: Investigasi perlu dilakukan terhadap setiap kasus untuk menemukan sumber infeksi.
5). Pengobatan spesifik: Obat pilihan adalah streptomisin atau gentamisin, diberikan selama 7-14 hari; sedangkan tetrasiklin dan kloramfenikol bersifat bakteriostatik jika diberikan kurang dari 14 hari, relaps lebih sering terjadi dibandingkan pengobatan dengan menggunakan streptomisin. Namun telah ditemukan mikroorganisme virulen yang resisten terhadap streptomisin. Tindakan insisi, biopsi, aspirasi yang dilakukan untuk mengambil sampel pada kelenjar limfe yang terinfeksi dapat menyebarkan infeksi. Tindakan ini harus dilindungi dengan antibiotika yang tepat.


FOOD SCIENCE
Food Science atau dalam bahasa Indonesia Ilmu Pangan adalah ilmu mempelajari struktur, kerusakan, pengemasan, penyimpanan, dan pengolahan bahan pangan. Ilmu Pangan meliputi peningkatan kuantitas dan kualitas bahan pangan secara optimum dengan memperhatikan nilai gizi dan keamanan pangan dan juga hal-hal praktis dari produksi , pengawetan, distribusi, dan penggunaan bahan pangan. Kalo begitu, perbedaan dengan ilmu gizi apa dong? Perbedaan antara food science dengan nutrition adalah, food science fokus pada makanan yang belum dikonsumsi oleh konsumen, seperti pengepakan, cara penyimpanan, dan teknik penyajian. Sedangkan ilmu gizi berfokus pada efek makanan yang telah dikonsumsi terhadap tubuh manusia. Jadi, jelas bahwa perbedaan antara food science dengan nutrition adalah food science, pangan yang belum dimakan, sedangkan nutrition, pangan yang udah dimakan. Disiplin ilmu yang dibutuhkan dalam mempelajari ilmu pangan adalah biologi, fisika, engineering, kimia, mikrobiologi, dan nutrition.
Salah satu penerapan dari ilmu pangan adalah teknik pengalengan dan pendinginan pada industri pangan. Teknik pengalengan telah dilakukan sejak tahun 1700-an. Hal ini guna membuat makanan menjadi awet dari gangguan yang membuat makanan menjadi rusak, seperti debu, kuman, dan sinar matahari. Untuk teknik pendinginan, masyarakat dunia, umumnya menggunakan kulkas atau refrigerator. Kegunaan alat ini adalah untuk membuat aktivitas metabolisme terhenti atau dalam keadaan tidur sehingga bahan pangan menjadi tidak cepat rusak, Pada tahun 1950-an, ukuran kulkas dapat sebesar lemari baju, sehingga kasur pun dapat masuk ke dalamnya jika tidak digunakan :p. Namun, pada saat ini ukuran kulkas sudah lebih manusiawi sehingga dapat dibawa-bawa kemana-mana dan tak jarang di mobil-mobil pribadi saat ini sudah terdapat kulkas. Selain kedua teknik tersebut, masih banyak penerapan-penerapan pada food science.
Bidang-bidang profesional yang berkaitan erat dengan food science:
1. Research & Development : Kita dapat menciptakan makanan baru yang sehat, murah, mudah dikonsumsi, dan enak tentunya
2. Production and Manufacturing : Kita mengetahui cara memproduksi makanan dalam sekala industri.
3. Sales and Marketing: Seseorang yang mempelajari food science dapat mengetahui teknik penjualan dan pemasaran yang tepat agar dapat dibeli konsumen.
4. Advertising and Merchandising : mempelajari teknik pengiklanan sehingga masyarakat mau membeli produk pangan yang telah dibuat seperti menggunakan artis-artis atau orang-orang yang berpengaruh.
5 .Regulatory Issue : Mengetahui peraturan apa saja yang berkaitan dengan pangan baik secara nasional maupun internasional
6. Environmental Issue : Mengetahui isu-isu lingkungan dan mencari solusinya melalui bidang pangan.

1.KERUSAKAN BAHAN PANGAN DAN PENANGGULANGANYA
Bahan Pangan yang ada di seluruh dunia tidak ada yang berada dalam kondisi yang sama seperti pada saat dibuat atau diracik setelah beberapa hari. Bahan pangan tersebut akan mengalami kerusakan. Secara formal, bahan pangan yang rusak adalah bahan pangan yang menunjukkan suatu penyimpangan yang melewati batas yang dapat diterima oleh panca indera dan parameter lain yang biasa digunakan. Misalakan kacang hijau yang rusak adalah kacang hijau yang kering dan menjadi tepung. Ada lim jenis kerusakan yang dialami oleh suatu bahan pangan:
  1. Kerusakan fisik
    Kerusakan yang diakibat perubahan melalui porses fisika seperti pemanasan, pendinginan, dan tekanan udara.
  2. Kerusakan mekanik
    Kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan mekanis seperti tertekan, terbanting, tergesek, dan sebagainya.
  3. Kerusakan biologi
    Kerusakan ini biasanya disebabkan oleh makhluk makroorganisme seperti tikus, burung, dan serangga.
  4. Kerusakan kimia
    Kerusakan karena reaksi kimia seperti penurunan pH, proses rigor, dan reaksi reduksi dan oksidasi.
  5. Kerusakan mikrobiologi
    Kerusakan yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, kapang, dan sebagainya. Pada tulisan kali ini, saya akan mengupas lebih dalam dibandingkan dengan penyebab lainnya.
Dari kelima jenis kerusakan tersebut, kerusakan mikrobiolog yang paling sering menjadi faktor membuat suatu bahan pangan rusak. Namun, pada umumnya bakteri tidak hidup pada organisme yang masih bernyawa.
Pertumbuhan suatu mikroorganisme pada suatu bahan pangan membentuk suatu kurva hiperbola menghadap ke bawah (berbentuk lonceng). Mikroorganisme mengalami 5 tahap. Tahap pertama adalah tahap adaptasi dimana mikroorganisme melakaukan suatu perubahan untuk tidak melakukan dormansi. Tahap kedua adalah fase pertumbuhan. Fase ini adalah fase ketika mikroorganisme mengalami penambahan jumlah secara eksponensial. Tahap selanjutnya adalah tahap statis. Jumlah mikroorganisme yang bertambah sama dengan jumlah bakteri yang mati karena karena jumlah stok bahan pangan yang menjadi sumber energi untuk melakukan reproduksi berkurang. Kemudian, bakteri memasuki fase mengarah kepada kematian karena stok makanan berkurang. Pada akhirnya, mikroorganisme mengalami fase kematian ketika jumlah bakteri berkurang secara negatif eksponensial.
Dengan demikian ada cara agar suatu bahan pangan dapat bertahan lebih lama dari serangan mikroorganisme, yaitu:
  1. Melakukan pengurangan jumlah awal bakteri dengan cara mencucinya dengan bersih atau dipotong apda bagian yang kotor.
  2. Memperpanjang waktu adaptasi mikroorganisme dengan membuat lingkungan yang tidak memungkinkan mikroorganisme hidup dengan nyaman seperti penurunan ph, penurunan suhu, dan sebagainya.
  3. Melakukan fase kematian pada mikroorganisme dengan cara pemanasan dan sebagainya.
Mikroorganisme terbagi menjadi empat jenis berdasarkan bentuknya:
  1. basil (berbentuk kotak)
  2. coccus (berbentuk bulat)
  3. spiral (berbentuk spiral)
  4. coma (berbentuk koma)
Mikroorganisme akan membelah secara biner setiap 20 menit sekali. Namun, pada saat perjalanannya tidak semua mikroorganisme tersebut dapat hidup secara suskes. Proses ini disebut dengan pengaruh selektif. Ada beberapa faktor yang mempengaruh pengaruh selektif:
  1. Faktor Intrinsik
    Mikroorganisme yang dipengaruhi oleh sifat fisik, kimia, dan karakteristik dari bahan pangan tersebut. Ada 6 faktor yang termasuk faktor intrinsik:
    • pH
      Mikroorganisme hidup pada pH kisaran 6.6-7.5.  Namun untu tingkat kepekaan, bakteri memiliki tingkat kepekaan pH 4-8, khamir 2,5-8,0/8,5, dan kapang 1,5-2,0-11,0. Pada bahan pangan sayuran, bakteri akan mampu menyerang bahan makanan tersebut karena sayuran memilki pH kisaran 4-6. Untuk buah(kisaran pH 3-5) dan daging (kisaran pH 5-6), bakteri tidak mampu menyerang kedua bahan pangan ini karena pH kedua bahan tersebut tidak dalam rentang yang mampu ditembus oleh bakteri. Namun, khamir dan kapang mampu menyerang mereka.
    • aW
      aW adalah jumlah air bebas yang dapat digunakan bekteri pada proses reproduksi. Untuk bahan pangan segar, memilki aW=0,09.
    • O/R
      Reaksi reduksi dan oksidasi tersebut mempengaruhi jenis kehidupan dari suatu mikroorganisme. Mikroorganisme yang mempertahankan agar tidak tereduksi adalah bakteri mikroaerofilik. Contohnya adalah: Streptococci. Ada pula mikroorganisme yang mampu hidup baik ada oksigen maupun tidak ada oksigen. Mikroorganisme ini dikenal sebagai Fakultatif Anaerob. Contohnya: kapang dan khamir.
    • Kandungan gizi
      Seperti halnya makhluk hidup pada umumnya, mikroorganisme membutuhkan air| karbohidrat, lemak, dan pati sebagai sumber energi| protein sebagai sumber nitrogen|vitamin| mineral.
    • Antimikroba Alamiah
      Pada beberapa bahan pangan, ada semacam antimikroba yang membuat mikroorganisme sulit untuk hidup. Susu memilki laktenin dan antikoliform, telur memiliki Lysozim, Cranbery memiliki asam Benzoat, Cengkeh memiliki Eugenol, dan Kayu Manis memiliki aldehid sinamat.
    • Struktur Biologi
      Struktur yang ditonjolkan adalah struktur morfologi seperti kulit, rambut halus, dan sebagainya
  2. Faktor Ekstrinsik
    Faktor yang mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme yang berasal dari luar bahan pangan. Faktor ekstrinsik memiliki cabang:
    • Suhu Penyimpanan
      Mikroorganisme dibagi menjadi 3, yaitu phiskrofilik (mikroorganisme yang mampu hidup pada suhu -5 – 20) dengan contoh psudomonas, mesofil (mikroorganisme yang mampu hidup pada kisaran suhu 20-40) dengan contoh 25 genera, dan thermofil (organisme yang mampu hidup pada kisaran suhu >40)dengan contoh thermobacillus
    • RH
      RH tinggi dan aW rendah, maka akan menyerap air sehingga aW meningkat
      RH rendah dan aW tinggi, maka akan kehilangan air sehingga aW menurun
    • Susunan Gas
      Pada umumnya, mikroorganisme membutuhkan okisgen sebagai alat pembakar metabolisme mereka. Semakin banyak oksiogen yang mereka serap, maka semakin cepat pertumbuhan mereka, begitu pula sebaliknya.

  3. Faktor Implisit
    Faktor yang ditentukan oleh bahan biotik mikroorganisme tersebut dalam bahan pangan. Faktor ini terbagi menjadi dua:
    • Sinergisme –> mikroorganisme A merangsang pertumbuhan mikroorganisme B karena dihasilkan suatu zat ternteu.
      contoh: ragi tape
    • Antagonisme–> lawan dari Sinergisme. Contohnya: mikroorganisme A menghasilkan bakteriosim.
  4. Faktor Pengolahan
    Pengolahan bahan pangan sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Sebgai contoh adalah susu yang berada dalam kondisi netral dan mengandung protein tinggi akan mudah sekali membusuk. Jika ditaro di dalam lemari es, susu tersebut akan tahan selama 3 hari karena masih ada bakteri yang tersisa atau masih ada bakteri yang hidup pada suhu rendah (mikoorganisme phsikrofilik).

tugas agama

Siapakah Tuhan itu?

Perkataan ilah, yang selalu diterjemahkan “Tuhan”, kalam Al-Qur’an dipakai untuk menyatakan berbagai obyek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam QS 45 (al-Jatsiiyah) ayat 23:

23. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya [1385] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

[1385] Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.

Dalam QS 28 (al-Qashash) :38, perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun untuk dirinya sendiri:

38. Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat 1125) kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta". 1125). Maksudnya: membuat batu bata.

Contoh ayat-ayat tersebut diatas menunjukan bahwa perkataan ilah bias mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun benda nyata (fir’aun atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan ilah dalam al-Qur’an juga dipakai dalam bentuk tunggal (mufrad : ilaahatun). Bertuhan nol atau etheisme tidak mungkin. Untuk dapat mengerti dengan definisi Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika al-Qur’an sebagai berikut:

Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.

Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegambiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian:

Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:

Al-ilah ialah : yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadan-Nya, merendahkan diri di hadapan-Nya, takut, dan mengharapkan-Nya, kepada-Nya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan berdo’a dan bertawakkal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindunagn dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya (M. Imaduddin, 1989:56)

Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “la ilaaha illa Allah”. Susunan kalimat tersebut mulai dengan peniadaan, yaitu “tidaka ada TUhan”, kemudian baru diikuti dengan penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, sehingga yang ada dalam hatinya hanya ada satu Tuhan yaitu Allah.

Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan

1. Pemikiran Barat

Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin. Dalam literature sejarah agama, dikenal teori evousionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan Jevens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusionisme adalah sebagai berikut:

a. Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitive telah mengakui adanya kekuatan yang berpegaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditunjukan pada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negative. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah (melayu), dan syakti(India). Mana adalah kekuatan gaib yang tidak dapat dilihat atau diindera dengan panca indera. Oleh karena itu dianggap sebagai sesuatu yang misterius. Mersipun mana tidak dapat diindera, tetapi ia dapat dirasakan pengaruhnya.

b. Animisme

Disamping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitive juga mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya. Setiap benda dianggap benda baik, mempunyai roh. Oleh masyarakat primitive, roh dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun telah mati. Oleh karena itu, roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa tidak senang, serta mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Roh akan senang apabila kebutuhanya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkena efek negative dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh. Saji-sajian yang sesuai dengan advis dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.

c. Politeisme

Kepercayaan animism dan dinamisme lama-lama tidak memberikan kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya. Ada dewa yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada yang membidangi angin dan lain sebagainya.

d. Henoteisme

Politeismme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan. Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitive (tertentu). Satu bangsa yang hanya mengakui ssatu dewa yang disebut Tuhan (ilah) bangsa lain. Kepercayaan satu tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan tingkat Nasional).

e. Monoteisme

Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme. Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan trbagi dalam tiga paham: deisme, panteisme, dan teisme.

Evolusionisme dalam kepercayaan terhadap Tuhan sebagaimana dinyatakan oleh Max Muller dan EB.Taylor (1877), ditentang oleh Andrew Lang(1898) yang menekankan adanya monoteisme dalam masyarakat primitive. Dia mengemukakan bahwa orang-orang yang berbudaya rendah juga sama monoteismenya dengan orang-orang Kristen. Mereka mempunyai kepercayaan pada wujud agung dan sifat-sifat yang khas terhadap Tuhan mereka, yang tidak mereka berikan kepada wujud yang lain.

Dengan lahirnya pendapat Andrew Lang, maka berangsur-angsur golongan evolusionisme menjadi reda dan sebaliknya sarjana-sarjana agama terutama di Eropa Barat mulai menantang evolusionisme dan memperkenalkan teori baru untuk memahami sejarah agama. Mereka menyatakan bahwa ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi, tetapi dengan relevansi atau wahyu. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan pada penyelidikan bermacam-macam kepercayaan yang dimiliki oleh kebanyakan masyarakat primitive. Dalam penyelidikan didapatkan bukti-bukti bahwa asal-usul kepercayaan masyarakat primitive adalah monoteisme dan monoteisme adalah berasal dari ajaran wahyu Tuhan (Zaglul Yusuf, 1993:26-27).

2. Pemikiran Umat Islam

Pemikiran terhadap tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, ilmu Kalam, atau Ilmu Ushuluddin di kalangan umat Islam, timbul sejad wafatnya Nabi Muhammad SAW. Secara garis besar, ada aliran yang bersifat liberal, tradisional, dan ada pula yang bersifat diantara keduanya. Sebab timbulnya aliran tersebut adalah kaerna adanya perbedaan metodologi dalam memahami al-Qur’an dan Hadis dengan pendekatan kontektual sehingga lahir aliran yang bersifat liberal. Sebagian umat Islam memahami dengan pendekatan tekstual sehingga lahir aliran yang bersifat tradisional. Sedang umat Islam lain memahami dengan pendekatan antara kontektual dengan tektual sehingga lahir aliran yang bersifat antara liberal dengan tradisional. Ketiga corak pemikiran ini telah mewarnai sejarah pemikiran ilmu ketuhanan dalam islam. Aliran tersebut adalah:

a. Mu’tazilah yang merupakan kaum rasionalis di kalangan muslim, seta menekankan pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran dan keimanan dalam Islam. Orang Isalam yang berbuat dosa besar, tidak kafir dan tidak mukmin. Ia berada diantara posisi mukmin dan kafir (manzilah bainal manzilatain).

Dalam manganalisis ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu logika Yunani, satu system teologi untuk mempertahankan kedudukan keimanan. Hasil dari paham Mu’tazilah yang bercorak rasional adalah muncul abad kemajuan ilmu pengetahuan dalam islam. Namun kemajuan ilmu pengetahuan akhirnya menurun dengan kalahnya mereka dalam perselisihan dengan kaum islam ortodoks. Mu’tazilah lahir sebagai pecahan dari kelompok Qadariah, sedang Qadariah adalan pecahan dari Khawarij.

b. Qadariah yang berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat (tidak ada campur tangan Tuhan dalam perbuatan manusia). Manusia sendiri yang menghendaki apakah ia akan kafir atau mukmin dan hal itu yang menyebabkan manusia harus bertanggung jawab atas perbuatannya.

c. Jabariah yang merupakan pecahan dari Murji’ah berteori bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku manusia ditentukan dan dipaksa oleh Tuhan.

d. Asy’ariyah dan Maturidiyah yang pendapatnya berada diantara Qadariah dan Jabariah. Manusia wajib berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi, Tuhanlah yang menetapkan hasilnya.

vhxx

cghdfhfgh

teks

fdhdfghdfhdfghdfh